-->
aOGEZI57OQn5yP1hBMFB2o83mW9XQR0xpYfzSrtQ

Penyu yang Terlihat Datang di Pantai Ini Tak Bisa Kembali ke Laut. Mengapa?

Seperti yang tertulis pada halaman sahabat penyu di www.wwf.or.id , penyu laut merupakan spesies yang daur hidupnya secara alamiah sudah rentan,dan kelangsungan populasi penyu laut makin terancam dengan meningkatnya aktivitas manusia dan juga harus berhadapan dengan tradisi masyarakat lokal sekitar tempat peneluran.
Penyu yang datang bertelur di Pasir Pantai
Source : Penyu Terengganu Gallery

Nah di desa Lolong Kabupaten Lembata juga masih ada tradisi ini .  Topografi desa dengan pantai yang menghadap laut lepas , berbatu juga berpasir sehingga biasa disinggahi penyu untuk bertelur.

Penyu-penyu itu harus berhadapan dengan tradisi masyarakat setempat, karena masyarakat disini sangat fanatik mengikuti cerita pendahulu dalam kebiasaan memperlakukan penyu yang muncul di pesisir pantai.

Beginilah cara masyarakat desa ini memperlakukan penyu yang datang di pantai.

Siapapun yang melihat penyu datang ke pasir pantai entah siang ataupun malam hari tidak boleh membiarkan penyu itu pulang ke laut. Untuk itu penyu harus ditawan. Penyu diusahakan untuk dibalik menjadi posisi menengadah dari posisi normalnya. 

Penyu yang sudah berhasil ditawan akan dilaporkan kepada kepala suku pemilik pantai itu karena desa ini di setiap pantainya memiliki batas wilayah kekuasaan.

Sebelum penyu disemb**ih didahului dengan pengucapan mantra dan seremonial oleh kepala suku.

Penyu yang telah ditawan, akan disemb**h dan dibagikan kepada masing-masing kepala keluarga dari suku yang bersangkutan dan juga kepada mereka yang terlibat dalam proses penangkapan sampai penyu diolah menjadi daging.

Cangkang dari penyu yang telah di**bel*h harus disimpan di rumah adat suku yang bersangkutan.

Penyu yang datang untuk bertelur di pantai ini diyakini sebagai rejeki dari leluhur untuk suku. Oleh karena itu siapapun yang sudah melihat penyu, tidak boleh dibiarkan kembali ke laut.

Siapapun yang membiarkan penyu kembali ke laut, akan menerima hukuman dari leluhur. Pada saat yang bersangkutan punya anak atau cucu, mereka akan terlihat berjalan seperti penyu, kemungkinan juga akan lumpuh. Begitulah kepercayaannya.
 
Hal-hal ini menjadi alasan setiap penyu yang datang bertelur di pesisir pantai desa Lolong kadang tak bisa selamat. Apabila induknya berhasil selamat, maka telurnya tidak akan ikut selamat. 

Mudah saja menemukan tempat penyu bertelur karena jejak penyu laut yang datang bertelur di pasir selalu tidak tersapu ombak.

Penyu selalu menaruh telurnya dibawah atau dekat pohon pandan pantai yang letaknya jauh dari air laut sehingga jejak sang penyu laut ini pun susah untuk hilang. waktu untuk penyu bertelur pun selalu diketahui oleh masyarakat karena ada tanda alam dimana ada saat yaitu bulan dikelilingi oleh awan yang melingkarinya.

Pengetahuan ini mereka terima dari pendahulu dan semua masyarakat disini telah mengetahui hal ini.

Demikian yang dapat Saya ceritakan tentang tradisi yang masih dipertahankan oleh Masyarkat Desa Lolong ini. walaupun telah ada himbauan, tapi tradisi ini masih serius dijalankan. Masyarakat masih sangat fanatik dan masih mempunyai katakutan dan kepatuhan yang kuat terhadap kebiasaan menangkap penyu yang datang di pesisir pantai.

Semoga akan ada saat dimana para pemangku kepentingan dalam tradisi ini bisa diajak untuk berkompromi demi menyelamatkan kepunahan penyu. 

Salam Sahabat Penyu !
Related Posts
Wandy Punang
Senang Belajar Otodidak

Related Posts

Posting Komentar